Khutbah Jumat: Siapa Ismailmu?

Sedang Trending 6 bulan yang lalu

 Siapa Ismailmu?

Khutbah Jumat di awal bulan Dzulhijjah kali ini menganggat tema tentang Siapa Ismailmu? Setiap manusia mempunyai sesuatu nan sangat dicintai,anak, harta, cita-cita, apalagi rutinitas nan susah dilepaskan. Tapi, pernahkah kita bertanya dalam-dalam: Apa nan paling berat jika kudu kita relakan demi Allah?

Dalam khutbah Jumat kali ini, kita diajak merenungi kembali kisah agung Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Sebuah ujian pengorbanan nan tidak sekadar sejarah, tetapi cermin kehidupan kita hari ini. “Siapa Ismailmu?” bukan sekadar pertanyaan retoris, tetapi rayuan untuk menyelami apa nan betul-betul kita perjuangkan dan apakah kita siap melepaskannya jika Allah memerintahkan.

Melalui khutbah ini, mari kita buka hati, pertajam iman, dan kuatkan langkah dalam mendidik diri dan family menjadi pribadi nan sabar, ikhlas, dan alim sepenuh hati kepada Allah. Bacalah khutbah ini dengan hati nan jernih,barangkali inilah jawaban atas keresahan nan selama ini Anda pendam.

Baca Juga : Khutbah Idul Adha 1446 H: Pengorbanan Ibrahim dan Ismail di Era Modern

Khutbah Jumat: Siapa Ismailmu?

Khutbah Pertama

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي أَرْسَلَ رَسُوْلَهُ شَاهِدًا وَمُبَشِّرًا وَنَذِيْرًا، وَدَاعِيًا إِلَى اللّٰهِ بِإِذْنِهِ وَسِرَاجًا مُّنِيْرًا.
أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ، الَّذِي بَشَّرَ الْمُؤْمِنِيْنَ بِأَنَّ لَهُمْ فَضْلًا كَبِيْرًا،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الَّذِي ذَكَرَ اللّٰهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah …

Setiap kita pasti mempunyai sesuatu nan sangat kita cintai dan kita jaga dengan sepenuh hati. Bisa anak, keluarga, harta, alias mimpi-mimpi besar nan kita perjuangkan. Namun, pernahkah kita berakhir sejenak dan bertanya pada diri sendiri: Siapa Ismailmu? Apa ujian terberat dalam hidupmu? Dan apa nan rela Anda korbankan demi ketaatan kepada Rabbmu?

Sebelum kita melangkah lebih jauh, mari kita renungkan kisah Nabi Ibrahim dan putranya, Nabi Ismail. Kisah nan penuh makna tentang pengorbanan dan keteguhan iman. Allah memerintahkan Nabi Ibrahim untuk mengorbankan putranya — ujian nan sangat berat bagi seorang ayah. Namun, nan membikin kisah ini luar biasa adalah sikap Nabi Ismail sendiri nan dengan lapang dada menerima perintah Allah. Ia berbicara kepada ayahnya: “Ayah, lakukanlah apa nan diperintahkan Allah. Aku siap menjadi orang nan sabar.”

Ini adalah contoh keteladanan nan sangat dalam. Nabi Ismail mengajarkan kita tentang kesabaran nan tidak mudah, keikhlasan nan tulus, dan ketaatan nan tanpa syarat. Ia bukan hanya anak nan alim pada ayahnya, tapi juga hamba nan alim pada perintah Allah dengan sepenuh hati.

Kita semua tahu bahwa mendidik anak di era sekarang bukanlah perihal nan mudah. Di era sekarang, “Ismail” kita bisa bermacam-macam: bisa jadi anak-anak kita, kekayaan barang nan kita genggam erat, pekerjaan nan kita banggakan, alias apalagi kebiasaan dan kemauan nan susah kita lepaskan.

Pertanyaannya adalah: Apakah kita sudah siap melepaskan “Ismail” itu demi ridha Allah? Apakah kita sudah menanamkan nilai-nilai kesabaran, keikhlasan, dan ketaatan itu dalam diri kita dan anak-anak kita?

Mendidik anak di era sekarang memang penuh tantangan. Mereka hidup dalam bumi nan penuh bujukan dan pengaruh nan bisa mengikis ketaatan dan akhlak. Oleh karena itu, kita perlu menanamkan nilai-nilai kepercayaan sejak awal — bukan hanya lewat kata-kata, tapi juga lewat contoh nyata. Anak-anak perlu memandang gimana kita berdoa, gimana kita shalat, gimana kita sabar menghadapi masalah, dan gimana kita tulus dalam menjalani hidup.

Allah berfirman dalam surat Luqman ayat 17:

يَا بُنَيَّ أَقِمِ الصَّلَاةَ وَأْمُرْ بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَىٰ مَا أَصَابَكَ ۖ إِنَّ ذَٰلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ

“Wahai anakku, dirikanlah salat, dan suruhlah (manusia) melakukan nan ma’ruf, dan cegahlah (mereka) dari nan mungkar, serta bersabarlah terhadap apa nan menimpamu. Sesungguhnya nan demikian itu termasuk urusan nan (harus) diutamakan.” (QS. Luqman: 17)

Hadirin jamaah Jumat rahimakumullah …

Kita kudu menjadi teladan bagi anak-anak. Mengajarkan bahwa segala sesuatu nan kita miliki adalah titipan Allah nan kudu siap kita lepaskan jika Dia menghendaki. Tanamkan pada mereka makna sabar menghadapi ujian dan tulus menerima ketetapan-Nya. Bangun komunikasi nan baik dengan mereka. Dengarkan dan bimbing dengan kasih sayang serta ketegasan. Jangan lupa, angan adalah senjata utama kita sebagai orang tua. Mohonlah kepada Allah agar Dia menjaga hati anak-anak kita, menjauhkan mereka dari keburukan, dan menjadikan mereka generasi nan kuat ketaatan dan akhlaknya.

Mari kita jadikan kisah Nabi Ismail sebagai cermin dan inspirasi dalam hidup kita. Ujian nan kita hadapi bukanlah beban tanpa makna, melainkan kesempatan untuk menguatkan ketaatan dan mendekatkan diri kepada Allah. Semoga Allah menjadikan kita dan anak-anak kita generasi nan tidak hanya kuat dalam iman, tetapi juga penuh pengorbanan dan ridha dalam menjalani takdir-Nya. Jadilah “Ismail” masa sekarang nan selalu siap berkorban demi ridha Allah dan menjadi sinar bagi family serta masyarakat. Amin ya Rabbal ‘alamin.

بَارَكَ اللّٰهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ الْآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ.
أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا، وَأَسْتَغْفِرُ اللّٰهَ لِيْ وَلَكُمْ، وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ، فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.

Khutbah Kedua

اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِي بِنِعْمَتِهِ تَتِمُّ الصَّالِحَاتُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلٰهَ إِلَّا اللّٰهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ،
وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، الَّذِي لَا نَبِيَّ بَعْدَهُ.
اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ، وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ.

أَمَّا بَعْدُ:
فَيَا عِبَادَ اللّٰهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللّٰهِ، فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.

فَقَالَ اللّٰهُ تَعَالَى:
إِنَّ اللّٰهَ وَمَلَائِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا.
اللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.

اللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ، وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ، الْأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْأَمْوَاتِ.
اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا الْبَلَاءَ وَالْوَبَاءَ، وَالْقُرُوْنَ، وَالزَّلَازِلَ، وَالْمِحَنَ، وَسُوْءَ الْفِتَنِ، مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ، عَنْ بَلَدِنَا إِنْدُونِيْسِيَّا خَاصَّةً، وَسَائِرِ الْبُلْدَانِ الْمُسْلِمِيْنَ عَامَّةً، يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ.

اللَّهُمَّ أَرِنَا الْحَقَّ حَقًّا وَارْزُقْنَا اتِّبَاعَهُ، وَأَرِنَا الْبَاطِلَ بَاطِلًا وَارْزُقْنَا اجْتِنَابَهُ.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً، وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً، وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

عِبَادَ اللّٰهِ …
إِنَّ اللّٰهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإِحْسَانِ، وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَىٰ، وَيَنْهَىٰ عَنِ الْفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالْبَغْيِ،
يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ.
فَاذْكُرُوا اللّٰهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ، وَاشْكُرُوْهُ عَلَىٰ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ، وَلَذِكْرُ اللّٰهِ أَكْبَرُ.

DOWNLOAD PDF

Muhammad Shodiq Ma’mun, S.Sos
(Ketua RMI MWC NU Ajibarang)

Selengkapnya
Sumber Khutbah
Khutbah