Nilai tukar rupiah terhadap dollar pada Rabu (9/4) mencapai Rp16.963, nan mengakibatkan kondisi ekonomi dalam negeri makin was-was bagi masyarakat. Hal ini tentu menjadi fase terburuk sejak tahun 1998, nan ketika itu rupiah melemah ke nomor Rp16.900.

Nilai tukar rupiah per 9/4 /2025
Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar tentu dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk pengenaan tarif impor nan sekarang diberlakukan oleh Amerika Serikat dan sejumlah negara di dunia. Seperti nan kita ketahui bahwa Indonesia merupakan salah satu negara nan tetap mengimpor bahan baku seperti tepung terigu, kedelai, hingga obat-obatan.
Nah, keadaan ini pastinya bakal memengaruhi sektor ekonomi secara komprehensif, terutama dapur rumah tangga serta pengeluaran harian.
Melemahnya rupiah bisa memengaruhi sektor ekonomi secara keseluruhan
Pusing nggak sih dengan kondisi ekonomi sekarang?
Ambruknya nilai tukar rupiah terhadap dollar sangat memengaruhi kondisi perekonomian Indonesia, terutama di sektor rumah tangga. Mulai dari nilai kebutuhan pokok nan terus naik, inflasi, layoff (PHK massal), hingga tabungan dan investasi. Jika nilai peralatan mengalami kenaikan, otomatis para ibu rumah tangga kudu mulai mengatur strategi finansial nan cukup ketat agar pengeluaran harian apalagi bulanan tidak membengkak.
Padahal penghasilan suami alias penghasilan nan diperoleh bisa dibilang stagnan, sehingga kudu mencari sumber cuan lain agar bisa tetap memperkuat dalam menghadapi angin besar ekonomi 2025 nan diprediksi bakal terus menghantui masyarakat. Ditambah lagi, lantaran inflasi maka duit tabungan nan disimpan di dalam bank pun ikut tergerus. Sementara stock market saat ini juga sedang tak baik-baik saja.
Naiknya biaya hidup kemungkinan bakal diikuti oleh berkurangnya daya beli masyarakat, lantaran perputaran duit bakal difokuskan pada hal-hal paling urgent. Belum lagi tetap kudu menabung untuk biaya pendidikan dan kesehatan anak di masa depan nan nominalnya luar biasa besar.
Jadi, apa nan kudu dilakukan masyarakat saat ini agar pengeluaran nggak boncos dan tetap bisa menabung meskipun sedikit?
5 Cara mengatur pengeluaran dalam menghadapi angin besar ekonomi 2025 biar finansial nggak boncos
Berbeda dengan manajamen keuangan pada umumnya, untuk mengatur pengeluaran dalam menghadapi angin besar ekonomi 2025 memang kudu betul-betul diperhitungkan. Di sisi lain, masyarakat kudu sebisa mungkin menyisihkan pendapatan, bakal tetapi di waktu berbarengan juga kudu membelanjakannya agar perekomian rakyat tetap bisa berputar.
Oleh lantaran itu, beberapa tips mengatur pengeluaran harian alias bulanan ini dapat Anda coba agar pengelolaan duit tidak berantakan!
- Prioritaskan kebutuhan dasar
Mengingat sejumlah nilai bahan baku naik dan pengenaan pajak di beragam sektor FnB cukup merata, sebagai masyarakat Anda kudu bijak dalam mengeluarkan uang.
Ya, memprioritaskan duit untuk membelanjakan kebutuhan dasar saat ini sangatlah krusial dan diutamakan. Misalnya membeli token listrik, shopping kebutuhan dapur, bayar angsuran kendaraan nan digunakan sebagai transportasi utama untuk bekerja, biaya sewa tempat tinggal, dan sejenisnya.
Sebaliknya, cobalah untuk mengurangi pengeluaraan untuk kebutuhan sekunder maupun style hidup “opsional”. Contoh saja berakhir berlangganan layanan streaming film, platform musik, hingga nongkrong nan terlalu sering. Alihkan duit pembelanjaan tersebut untuk investasi.
- Cari sumber investasi nan aman
Daripada menghamburkan duit untuk nongkrong terus menerus nan sekali duduk bisa spend Rp50-100 ribu, Anda bisa alihkan duit tersebut untuk investasi. Sebut saja reksadana pasar uang, obligasi, dan emas.
Jangan tergoda untuk masuk ke pasar cripto alias pun saham nan tidak profit.
- Mulai persiapkan biaya darurat
Di tengah kondisi ekonomi nan lesu, angin besar PHK selalu membayangi masyarakat terutama nan bekerja di sektor swasta. Menyikapi perihal ini, salah satu langkah nan bisa Anda lakukan adalah mempersiapkan biaya darurat sebagai “biaya hidup” jika terdampak oleh angin besar layoff nan belakangan terjadi di Indonesia.
Bagaimana caranya menyiapkan biaya darurat terutama saat kondisi rupiah melemah saat ini? Buatlah sasaran nan realistis dengan menyisihkan sebagian duit dari penghasilan ke tabungan alias reksadana pasar uang. Jika penghasilan bulanan Anda Rp3.000.000 tanpa adanya interupsi finansial untuk keluarga, Anda bisa mengambil Rp500-Rp700 ribu dan tabung duit tersebut. Jangan sesekali mengambilnya.
Apabila pengeluaran bulanan Anda rupanya lebih mini dari perkiraan, maka sisa penghasilan tersebut dapat ditambahkan ke biaya darurat.
- Cari penghasilan sampingan
Gaji alias penghasilan rata-rata orang Indonesia diketahui berkisar Rp3 juta per bulannya. Dengan kondisi ekonomi saat ini, jumlah tersebut cukup mepet untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga nan terdiri dari ayah, ibu, dan dua anak.
Jadi, solusinya adalah mencari sumber penghasilan sampingan nan dapat menambah pendapatan tiap hari alias bulannya. Beberapa sumber cuan sampingan nan bisa dicoba adalah menjadi ojol (driver online), menjadi reseller suatu produk tertentu, berdagang makanan di CFD saat hari Minggu, dan sebagainya. Side hustle seperti ini memang memerlukan waktu dan tenaga nan luar biasa, sehingga Anda kudu memastikan bahwa job sampingan tidak memengaruhi pekerjaan utama.
- Hindari mencari penghasilan instan dari upaya haram dan tidak menerapkan utang konsumtif
Mencari penghasilan dalam jumlah besar secara instan tetapi tidak legal merupakan keputusan nan buruk. Apalagi hingga mempertaruhkan banyak perihal untuk mendapatkannya, tak terkecuali menjual aset-aset berharga. Padahal aset-aset tersebut dapat diputar kembali menjadi investasi berbobot meski memerlukan waktu berbulan-bulan.
Selain itu, hindari menerapkan utang konsumtif, ialah utang hanya untuk kesenangan sesaat. Misalnya membeli HP baru lantaran tren alias dugaan sosial (Bukan untuk kebutuhan), padahal HP lama tetap berfaedah optimal. Usahakan Anda tidak menambah angsuran nan sifatnya bukan sesuatu nan penting.
Menghadapi angin besar ekonomi 2025 nan salah satu dampaknya bisa dilihat dari rupiah melemah hingga nyaris menembus Rp17 ribu cukuplah tricky. Masyarakat bukan hanya kudu memutar otak untuk mencukupi kebutuhan, memutar perekonomian sesama rakyat, tetapi juga mesti menyiapkan skema terburuk. Jadi, usahakan untuk terus memandang kesempatan sembari meng-upgrade skill kamu, ya!

English (US) ·
Indonesian (ID) ·