Khutbah Jumat: Merawat Spirit Ibadah Pasca RamadhanKhutbah jumat ini berjudul “Merawat Spirit Ibadah Pasca Ramadhan” bisa menjadi pengingat agar kita tetap menjaga bisa semangat beragama setelah bulan suci Ramadhan. Dalam bulan Ramadhan, kita sudah terbiasa untuk rajin, membaca Al-Qur’an, bersedekah, dan melakukan alam sholeh lainnya.
Namun, setelah Ramadhan selesai, sering kali semangat ibadah kita juga ikut memudar, apalagi selesai. Oleh lantaran itu, dalam khutbah jumat ini penulis mau membujuk kepada kita semua untuk terus memelihara kebiasaan baik nan telah dilakukan selama Ramadhan, agar tetap bisa dilakukan di bulan-bulan berikutnya.
Baca Juga : Khutbah Jumat: Setelah Ramadhan Pergi, Bagaimana Kita?
Khutbah Jumat: Merawat Spirit Ibadah Pasca Ramadhan
Khutbah I
اَلْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ اَرْسَلَ رَسُوْلَهُ بِالْهُدَى وَدِيْنِ اْلحَقِّ. لِيُظهِرَهُ عَلَى الدِّيْنِ كُلِّهِ. اَرْسَلَهُ بَشِيْرًا ونَذِيْرًا. وَدَاعِيًا اِلَى اللّهِ بِاِذْنِهِ وسِرَاجًا مُّنِيْرًا. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ. وأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا وَنَبِيَّنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا وَنَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى أَلِهِ وَأَصْحَابِهِ وسَلَّمَ تَسْلِيْمًا كَثِيْرًا. أَمَّا بَعْدُ، فَيَا اَيُّهَا النَّاس، اِتَّقُوا اللهَ حَقَّ تُقَاتِه وَلَا تَمُوْتُنَّ اِلَّا وأَنْتُمْ مُسْلِمُوْنَ. قَالَ اللهُ تَعَالَى فِيْ اْلقُرْآنِ الْكَرِيْمِ. أَعُوْذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَاِنِ الرَّجِيْمِ. يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ (٧٠) يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا (٧١)
Hadirin Jamaah Jum’ah Rahimakumullah
Pada kesempatan mulia ini marilah kita panjatkan puji dan syukur kita kepada Allah Swt atas limpahan karunia-Nya kepada kita semua, sekaligus sebagai bentuk penghambaan kita kepada-Nya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad saw, beserta para keluarga, sahabat, dan pengikut-pengikutnya hingga kita semua. Semoga kita semua tergolong umatnya nan kelak mendapatkan syafaat di hari kiamat. Amin Ya Rabbal Alamin.
Tak lupa, di momen nan mulia ini khatib beramanat kepada diri pribadi dan juga jamaah sekalian. Marilah kita tingkatkan dan kita rawat ketakwaan kita kepada Allah Swt dengan berupaya semaksimal mungkin semampu kita menjalankan perintah-perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangan-Nya.
Hadirin Rahimakumullah
Belum genap satu minggu nan lampau kita ditinggalkan oleh bulan mulia ialah bulan suci Ramadhan. Bulan dimana umat Islam di seluruh bumi berlomba-lomba dalam kebaikan. Bulan dimana semangat ibadah kita condong mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan bulan-bulan nan lain. Walhasil, Ramadhan menunjukkan kepada kita bahwa sejatinya kita mempunyai potensi untuk melakukan ibadah-ibadah sebagaimana nan kita lakukan di bulan Ramadhan meskipun di luar Ramadhan. Namun demikian, terkadang semangat ibadah itu kian memudar seiring perginya bulan Ramadhan. Ini lah nan barangkali perlu menjadi bahan muhasabah kita semua.
Seorang mukmin sejati semestinya bisa menjaga dan senantiasa berupaya menciptakan suasana Ramadhan meskipun sudah tidak lagi di bulan suci Ramadhan. Hal ini tiada lain sebagai bentuk ketakwaan nan menjadi tujuan utama perintah puasa. Ketakwaan nan kudu terus kita pupuk dan kita rawat kapan pun dan di mana pun selama kehidupan tetap di kandung badan.
Hadirin Rahimakumullah
Untuk itu, ada beberapa perihal nan bisa kita lakukan guna memupuk dan merawat spirit ibadah serta menciptakan suasana Ramadhan.
Pertama, Ramadhan adalah bulan puasa alias Syahrus Shiyam. Untuk itu, dalam rangka menciptakan suasana bulan Ramadhan, kita bisa isi hari-hari kita dengan berupasa sunnah. Terlebih hari ini kita tetap berada di bulan Syawal di mana di dalamnya kita disunnahkan berpuasa selama enam hari. Rasulullah saw bersabda:
مَنْ صَامَ رَمَضَانَ، ثُمَّ أَتْبَعَهُ سِتًّا مِنْ شَوَّالٍ كَانَ كَصِيَامِ اَلدَّهْرِ
“Barangsiapa puasa Ramadhan, kemudian dia sertakan dengan puasa enam hari dari bulan Syawal, maka dia seperti berpuasa setahun penuh.” (HR Muslim).
Bagi nan belum bisa malaksanaka puasa Syawal secara langsung pasca Idulfitri, boleh melaksanakannya kapan pun selagi tetap di bulan Syawal.
Selain puasa Syawal, ada banyak puasa-puasa sunnah lain nan bisa kita lakukan seperti puasa Senin-Kamis, Puasa Arafah, Puasa Asyura, Puasa di bulan-bulan mulia alias Asyhurun Hurum, dan lain sebagainya.
Hadirin Rahimakumullah
Kedua, Ramadhan adalah bulan Al-Qur’an alias Syahrul Qur’an. Maka dari itu, jika kemarin di Bulan Ramadhan kita semangat tadarus Al-Qur’an, hendaknya semangat itu kita lanjutkan di bulan Syawal dan bulan-bulan berikutnya. Terlebih lagi, Al-Qur’an nan kita baca kelak bakal memberikan syafa’at kepada orang nan membacanya.
اقْرَءُوا الْقُرْآنَ فَإِنَّهُ يَأْتِي يَوْمَ الْقِيَامَةِ شَفِيعًا لِأَصْحَابِهِ
“Bacalah Al-Qur’an, sesungguhnya dia bakal datang di hari hariakhir memberi syafaat kepada pembacanya” (Imam Muslim)
Ketiga, Ramadhan adalah bulan sedekah. Umat Islam sangat dianjurkan bersedekah di bulan Ramadhan terlebih kepada orang nan berpuasa. Maka dari itu, meskipun saat ini kita sudah tidak lagi di bulan Ramadhan, kebiasaan infak nan telah kita lakukan di bulan Ramadhan hendaknya bisa kita teruskan. Terlebih lagi infak wajib alias amal khsusunya amal mal nan terkadang sering kita lupakan.
Keempat, Ramadhan mengajarkan kita untuk menjauhkan diri dari ucapan dan perilaku tercela. Meskipun tidak sampai membatalkan puasa, kita diperintahkan untuk menjauhkan diri dari sifat-sifat, perkataan, dan perilaku nan tidak baik nan bisa menghilankan pahala puasa. Untuk itu, di luar Ramadhan pun hendaknya kita bisa terus menjaga diri dari ucapan maupun perbuatan nan tidak baik. Ucapan nan baik lagi betul bakal menjadi wasilah diampuninya dosa-dosa kita. Allah Swt juga telah memberikan peringatan kepada kita melalui firman-Nya dalam Q.S. Al-Ahzab: 70-71
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوا اتَّقُوا اللّٰهَ وَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًاۙ (٧٠) يُّصْلِحْ لَكُمْ اَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوْبَكُمْۗ وَمَنْ يُّطِعِ اللّٰهَ وَرَسُوْلَهٗ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيْمًا (٧١)
Wahai orang-orang nan beriman, bertakwalah Anda kepada Allah dan ucapkanlah perkataan nan betul (70) Niscaya Dia (Allah) bakal memperbaiki amal-amalmu dan mengampuni dosa-dosamu. Siapa nan menaati Allah dan Rasul-Nya, sungguh, dia menang dengan kemenangan nan besar (71).
Hadirin Rahimakumullah
Sebagai penutup, di bulan Syawal ini sudah menjadi tradisi untuk saling bersilaturahim dan saling memaafkan. Maka hendaknya silaturahim nan telah kita jalin di bulan Syawal ini bisa terus kita jaga dan kita rawat dengan senantiasa menjaga hubungan baik antar sesama. Mudah-mudahan spirit Ramadhan bisa terus kita rawat dalam kehidupan sehari-hari sebagai bentuk ketakwaan kita kepada Allah Swt.
بَارَكَ الله لِي وَلَكُمْ فِي اْلقُرْآنِ اْلعَظِيْمِ وَنَفَعَنِي وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنْ الآَيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. وَتَقَبَّلَ مِنِّيْ وَمِنْكُمْ تِلَاوَتَهُ اِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ.
Baca Juga : Khutbah Jumat: 3 Pesan Ramadhan di Bulan Syawal
Khutbah II
اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ أَمَرَنَا بِاْلاِتِّحَادِ وَاْلاِعْتِصَامِ بِحَبْلِ اللهِ الْمَتِيْنِ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ، إِيَّاهُ نَعْبُدُ وَإِيَّاهُ نَسْتَعِيْنُ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَنَا مُحَمَّدًا عَبْدُهٗ وَرَسُوْلُهٗ، اَلْمَبْعُوْثُ رَحْمَةً لِلْعَالَمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهٖ وَأَصْحَابِهٖ أَجْمَعِيْنَ. أَيُّهَا النَّاسُ، اِتَّقُوا اللهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ وَسَارِعُوْا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
فَقَالَ تَعَالٰى: إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهٗ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللّٰهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلٰى آٰلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ.
اَللّٰهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ وَالْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ اَلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالْاَمْوَاتْ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ. وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ.
اَللّٰهُمَّادْفَعْعَنَّاالْغَلَاءَوَالْوَبَاءَوَالطَّاعُوْنَوَالْاَمْرَاضَوَالْفِتَنَمَالَايَدْفَعُهُغَيْرُكَ،عَنْبَلَدِنَاهٰذَااِنْدُوْنِيْسِيَّاخَاصَّةًوَعَنْسَائِرِبِلَادِالْمُسْلِمِيْنَعَامَّةًيَارَبَّالْعَالَمِيْنَ. رَبَّنَااٰتِنَافِيالدُّنْيَاحَسَنَةًوفِيالْاٰخِرَةِحَسَنَةًوقِنَاعَذَابَالنَّارِ. وَالْحَمْدُلِلّهِرَبِّالْعَالَمِيْنَ.
عِبَادَاللهِ،إِنَّاللهَيَأْمُرُبِاْلعَدْلِوَاْلإِحْسَانِوَإِيْتآءِذِياْلقُرْبىَوَيَنْهَىعَنِاْلفَحْشآءِوَاْلمـُنْكَرِوَاْلبَغْيِيَعِظُكُمْلَعَلَّكُمْتَذَكَّرُوْنَ،وَاذْكُرُوااللهَاْلعَظِيْمَيَذْكُرْكُمْوَاشْكُرُوْهُعَلىَنِعَمِهٖيَزِدْكُمْوَلَذِكْرُاللهِأَكْبَرُ.
Download Khutbah Jumat: Merawat Spirit Ibadah Pasca Ramadhan
DOWNLOAD
Herman Wicaksono
(Sekretaris LDNU MWCNU Sokaraja)
8 bulan yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·