Kewajiban berwudu kudu kita laksanakan ketika kita hendak beribadah, seperti salat, membaca Al-Qur’an, dan ibadah lainnya. Ibnu Arabi mempunyai dua pandangan mengenai tanggungjawab berwudu. Pertama, wudu zahir. Kedua, wudu batin.
Wudu zahir adalah membersihkan badan dan aturannya telah ditetapkan oleh Syara’. Sedangkan wudu batin, yaitu, membersihkan hati dari penyakit hati, membersihkan jiwa dari adab tercela, dan membersihkan logika dari pikiran nan kotor.
Doktor Kiram Amin Abu Kiram dalam karyanya, Haqaiq Al-Ibadah Inda Muhyiddin Ibni Juz, 1, laman 155 menjelaskan pendapat Ibnu Arabi mengenai urgensi bersuci. Beliau menegaskan:
كما قلنا في مذهب ابن عربي أن يجمع الإنسان بين الجانبين الحسى والمعنوى، بين الطهارة بالغسل بالماء الأرضى ظاهراً للحصول على النظافة وإتمام الأعمال المحددة شرعاً ، وبين تخيل الماء السماوى الذى يطهر القلب استعداداً لتلقى الإشراق الإلهى والعلم اللدني
Artinya: Sebagaimana perkataan nan telah kami sampaikan tentang pendapat Ibnu Arabi bahwasanya wajib bagi seseorang untuk mengumpulkan dua sisi ialah zahir maupun batin, (semisal contoh) antara bersuci dengan langkah membasuh (anggota ) dengan air bumi dalam zahirnya agar mendapatkan kebersihan dan kesempurnaan amal- kebaikan nan telah digariskan oleh syariat, juga kudu disertai dengan membersihkan hati dengan air samawi agar siap untuk menerima pancaran sinar nur ilahi dan pengetahuan dari ilahi.
Menurut penuturan Ibnu Arabi wudu mempunyai beberapa rahasia. Rahasia wudu terletak saat mengalirkan air ke personil tubuh. Adapun uraiannya sebagai berikut:
Pertama, membasuh tangan. Tujuan membasuh tangan, yaitu, untuk membersihkan tangan dari kekikiran alias kepelitan. Ketika air mengalir ke siku maka bertawakkallah kepada Allah. Karena Allah nan menjadikan karena dan akibat.
Kedua, istinja’ membersihkan dubur dan kemaluan. Tujuan istinja’ untuk membersihkan hati dan pikiran dari perkara nan rendah dan tercela.
Ketiga, berkumur. Saat berkumur dianjurkan membaca Lailaha Illallah tujuannya agar lebih sempurna dalam menyucikan diri dari kesyirikan, dan zikir nan baik seperti Lailaha Illallah atau nan lainnya bakal menghilangkan sifat buruk, seperti ghibah, dan adu domba.
Keempat, menghirup air ke hidung. Ketika menghirup air ke hidung kita dianjurkan untuk membuang sifat sombong, dan ujub. Kita dianjurkan untuk merasa lemah dan hina.
Kelima, membasuh muka. Tujuan membasuh muka untuk menyucikan hati dengan tuntunan pengetahuan syariat. Dengan mengamalkan pengetahuan hukum hati dapat mengenal keesaan Allah dan mengenal sifat-sifat Allah.
Keenam, mengusap kepala. Tujuan mengusap kepala, yaitu, untuk menghilangkan kecintaan kepada dunia. Kenapa dalam wudhu’ diwajibkan mengusap kepala? Karena kepala lebih kuat untuk dekat dengan Allah lantaran kepala posisinya paling atas, dan Allah menganugerahkan logika di kepala, Oleh lantaran itu, tidak disyariatkan mengusap kepala saat bertayammum.
Ketujuh, mengusap telinga. Telinga dianjurkan untuk mendengarkan perkataan nan baik. Paling utama untuk di dengarkan ialah kalimat Lailaha Illallah dan mendengarkan referensi al-Qur’an.
Kedelapan, membasuh kedua kaki. Tujuan membasuh kaki, yaitu, agar kaki dimudahkan untuk menunaikan salat berjemaah ke masjid. Dan kaki tidak digunakan untuk melangkah dengan tujuan untuk bermaksiat. Wallahu A’lam Bissawab.

1 tahun yang lalu
English (US) ·
Indonesian (ID) ·